Selasa, 02 Agustus 2011

Hadist Puasa

hadits-puasaBerikut ini beberapa hadist puasa atau hadits yang menerangkan mengenai keutamaan-keutamaan puasa:

1. Hadist puasa adalah perisai

“Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka” (Hadits Riwayat Ahmad dan Baihaqi, dihasankan oleh syaikh al albani dalam shohihul jami’)

2. Bau mulut orang yang berpuasa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Allah berfirman (yang artinya);”Setiap amal anak adam adalah untuknya kecuali puasa. Puasa tersebut adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai. Apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah berkata kotor, jangan pula berteriak-teriak. Jika ada seseorang yang mencaci dan mengajak berkelahi maka katakanlah, “Saya sedang berpuasa”. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat daripada bau minyak kasturi. Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, ketika berbuka mereka bergembira dengan bukanya, dan ketika bertemu Allah mereka bergembira karena puasanya”.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

3. Hadits Puasa memberikan syafaat

Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda;
“Puasa dan Al Qur’an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata, “Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafa’at kepadanya”. Dan Al Qur’an pula berkata, “Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankanlah aku untuk memberikan syafa’at kepadanya.” Beliau bersabda, “Maka syafa’at keduanya diperkenankan.”(Hadits Riwayat Ahmad, Hakim, Thabrani, periwayatnya shahih sebagaimana dikatakan oleh Al Haytsami dalam Majma’ Zawaid)

4. Hadits Puasa dan pengampunan dosa

Abu Hirairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

5. Hadist Puasa dan Pintu Ar Rayyan

Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersaabda,
“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama Ar Royyaan, Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu tersebut dan tidak ada seorangpun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan kepada mereka, “Di mana orang-orang yang berpuasa?” Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut. (Hadits Puasa tersebut Riwayat Bukhari dan Muslim).

Macam Puasa Sunnah

1. Puasa Senin Kamis

Dalil puasa senin kamis adalah sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasullullah saw bersabda;
“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR Tirmidzi no 747. Shahih dilihat dari jalur lainnya)
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu’anha, beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.” (HR An Nasai no 2360 dan Ibnu Majah no 1739. Shahih.)

2. Puasa 3 hari setiap bulan hijriyah

Dalil puasa tiga hari setiap bulan:
Muadzah bertanya pada ‘Aisyah;
“Apakah Rasulullah saw berpuasa tiga hari setiap bulannya?”
Aisyah menjawab; “Iya”
Muadzah lalu bertanya,”Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?”
Aisyah menjawab;”Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau).”
(HR. Tirmidzi no 763 dan Ibnu Majah no 1709. Shahih.)
Dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata “Rasulullah saw biasa berpuasa pada “ayyamul biidh” ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar”
(HR An Nasai no 2345. Hasan)
Buletin At Tauhid menuliskan bahwa disebut sebagai “ayyamul biid” (ayyamul = hari, biid = putih) karena pada malam ke 13, 14 dan 15 bulan bersinar putih karena bulan purnama muncul pada waktu itu.
Dari Abu Dzar, Rasullah saw bersabda padanya, “Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan hijriyah).”
(HR. Tirmidzi no 761 dan AnNasai no 2424. Hasan)

3. Puasa Daud

Dalil puasa daud adalah sebagai berikut;
Rasulullah saw bersabda,”Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Sholat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR Bukhari no 3420 dan Muslim no 1159)

4. Puasa di Bulan Sya’ban

Dalil puasa di bulan sya’ban;
Aisyah ra mengatakan “Nabi saw tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi saw biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari  no 1970 dan Muslim no 1156)
Tentang hal ini Az Zain Ibnul Munir dalam Nailul Author, Muhammad bin Ali Asy Syaukani, Idarotuh Tob’ah Al Muniroh, menerangkan bahwa yang dimaksud di sini adalah berpuasa pada mayoritas harinya (bukan seluruh harinya).

5. Puasa Enam Hari di bulan syawal

Dalil puasa enam hari di bulan syawal;
Nabi saw bersaabda “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh”
(HR. Muslim no 1164)

6. Puasa di Awal bulan Dzulhijjah

Dalil puasa di awal bulan dzulhijjah;
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bersabda “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini  (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi saw menjawab:”Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR Abu Daud no 2438, At Tirmidzi no 757, Ibnu Majah no 1727, dan Ahmad no 1968. Shahih).

7. Puasa Arofah

Dalil puasa arofah;
Puasa Arofah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. ABu Qotadah Al Anshori berkata,” Nabi saw ditanya mengenai keutamaan puasa Arofah, beliau menjawab,”Puasa Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura, Beliau menjawab,”Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim no 1162).
Penjelasan tambahan;
Untuk orang yang sedang berhaji, tidak dianjurkan melaksanakan puasa Arofah. Dalilnya adlah sebagai berikut;Dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata; “Nabi saw tidak berpuasa ketika di Arofah. Ketika itu beliau disuguhkan minuman susu, beliaupun meminumnya.” (HR Tirmidzi no 750. Hasan Shahih).

8. Puasa Asyura

Dalil puasa Asyura;
Nabi saw bersabda “puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam. (HR. Muslim no 1163)
Penjelasan tambahan;
Puasa Asyura di laksanakan pada tanggal 9 dan 10 dzulhijjah
Berdasarkan informasi diatas, ada sebuah tabel puasa sunnah yang berdasarkan bulan dalam kalender hijiah atau kalender Islam. Tabel tersebut dapat anda download di sini: download tabel puasa sunnah format excell. Tabel tersebut akan sangat bermanfaat sebagai pengingat anda dalam menjalankan puasa sunnah jika anda cetak dan anda tempelkan di dinding kamar anda.

Nama Bulan Kalender Islam

Bulan Kalender IslamNama nama bulan Islam, yakni nama bulan dalam kalender Islam atau dalam tahun hijrah kesemuanya ada 12. Ini sama dengan jumlah bulan dalam kalender nasional. Namun nama bulan dalam kalender nasional tidak memiliki padanan kata dengan nama bulan di kalender islam atau kalender hijrah. Bulan dalam islam, atau dalam kalender hijrah justru memiliki padanan kata dengan kalender jawa. Ini di sebabkan karena kalender Jawa menggunakan referensi kalender hijrah dalam penyusunannya.
Berikut ini nama nama bulan dalam Islam dan dalam kalender jawa;
Bulan Kalender Islam Bulan Kalender Jawa
Muharram Sura
Syafar Sapar
Rabiul Awal Mulud
Rabiul Tsani Bakda Mulud
Jumadil Ula Jumadil Awal
Jumadil Tsani Jumadil Akhir
Rajab Rejeb
Sya’ban Ruwah
Ramadhan Pasa
Syawal Sawal
Dzulqa’dah Dulkaidah
Dzulhijjah Besar
Bulan hijriyah dan nama nama bulan dalam kalender jawa diatas ditulis berdasarkan urutannya. Semoga nama nama bulan dalam kalender islam diatas dapat membantu anda.

Nama-nama Bulan Islam (Takwim Hijriah)

Apa aja sih, nama-nama bulan pada penanggalan hijriah? Dari Wikipedia, maka kita bisa tau penamaan bulan-bulan Islam beserta dengan sedikit penjelasannya, sebagai berikut:
  1. Muharam al-Haram (dipendekkan kepada Muharram – محرّم)
    • Bulan ini mengambil perkataan “Haram” yang bermaksud terlarang. Ini disebabkan budaya atau tradisi Arab mengharamkan sebarang peperangan pada bulan ini. Selepas munculnya Islam, Allah meneruskan budaya ini lantas menjadi satu antara empat bulan haram dalam Islam.
  2. Safar (ﺻﻔﺮ)
    • Perkataan in bermaksud tiupan angin. Ketika nama tersebut mula diguna pakai, kemungkinan yang ketika itu adalah waktu yang berangin. Safar juga menunjukkan yang masyarakat Arab (badwi) meninggalkan rumah mereka.
  3. Rabiulawal (ﺭﺑﻴﻊ ﺍﻷﻭﻝ)
    • Bulan pertama musim bunga iaitu masa ketika bulan tersebut dinamakan.
  4. Rabiulakhir (ﺭﺑﻴﻊ ﺍﻷﺧﻴﺮ/’ﺭﺑﻴﻊ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ)
    • Bulan kedua musim bunga.
  5. Jamadilawal (ﺟﻤاﺪ ﺍﻷﻭﻝ)
    • Bulan pertama musim panas. “Jumada” bermaksud kering.
  6. Jamadilakhir (ﺟﻤاﺪ ﺍﻷﺧﻴﺭ/ﺟﻤاﺪ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ)
    • Bulan kedua musim panas. Jamada, juga bulan yang lain juga lebih sejuk, yang membawa maksud telaga menyejuk adalah suatu yang biasa ketika itu.
  7. Rejab (ﺭﺟﺐ)
    • Satu lagi bulan suci yang mengharamkan perlawanan atau peperangan dan salah satu bulan yang dihormati. Ia juga dikenali sebagai Rajab al Fard. Fard bermaksud keseorangan; kerana tiga bulan suci yang lain berada jauh dan berturutan berbanding Rejab di tengah-tengah.
  8. Syaaban (ﺷﻌﺒاﻦ)
    • Bulan ini terbit dari perkataan “syu’ba”, bermaksud berpecah/menyimpang. Masyarakat Arab dahulu sering keluar dan berpecah untuk mencari air.
  9. Ramadan (ﺭﻣﻀاﻦ)
    • Diambil daripada perkataan “ramda”, yang bermaksud batu panas. Ini menceritakan ketika nama tersebut diberikan, keadaan amat panas ketika itu.
  10. Syawal (ﺷﻮﺍﻝ)
    • Diambil daripada perkataan yang membawa maksud, apabila unta betina bunting. Ketika nama bulan ini diberikan, lazimnya unta betina bunting pada ketika itu.
  11. Zulkaedah (ﺫﻭ ﺍﻟﻘﻌﺪة)
    • Diambil daripada perkataan “qa’ada” bermaksud untuk duduk. Inilah bulan suci ketiga yang mengharamkan sebarang pertempuran. Kebanyakan orang juga mula menghentikan aktiviti perniagaan mereka untuk duduk dan bersedia untuk menunaikan Haji.
  12. Zulhijah (ﺫﻭ ﺍﻟﺤﺠة)
    • Ini adalah bulan suci terakhir dalam setahun dan dilarang melakukan sebarang pertempuran kerana pada bulan ini, haji dilaksanakan. Perkataan tersebut juga mengambil perkataan “haji” sebagai rujukan nama bagi bulan haji ini.