Selasa, 15 Februari 2011

Al Quran dan Penciptaan Alam Semesta -

Sepanjang zaman manusia selalu ingin tahu bagaimana alam semesta tak bertepi ini berawal, kemana ia menuju bagaimana hukum yang menjaga tatanan dan keseimbangannya bekerja. Selama ratusan tahun para ilmuwan dan pemikir telah melakukan banyak penelitian tentang hal ini dan memunculkan sedikit sekali teori. Gagasan yang umum di abad ke XIX adalah alam semesta merupakan kumpulan materi dengan ukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya.

Selain menetapkan dasar berpijak bagi faham materialis, pandangan ini menolak keberadaan pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta adalah tidak berawal dan tidak berakhir, penganut faham materialis adalah Karl Maks, Vladimir I. Lenin, Friedrich Engels, Leon Trotsky dll. Materialisme adalah faham yang meyakini materi sebagai satu satunya keberadaan mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani kuno dan mendapat penerimaan yang luas pada abad ke XIX, faham ini menjadi terkenal dalam bentuk faham materialisme dialektika Karl Maks.

Para penganut faham materialisme meyakini bahwa alam semesta tak hingga sebagai landasan berpijak bagi faham atheis mereka, misalnya dalam buku PRINCIPES FONDAMENTAUX DE PHILOSOPHIE filosof materialis Georges Politzer menyatakan : “Alam semesta bukanlah suatu hal yang diciptakan, jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan”

Ketika Pulitzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada model alam semesta statis abad XIX yang menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah pernyataan dirinya, namun ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pada abad XX akhirnya melumpuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini. Telah ditemukan bahwa alam semesta tidaklah tetap seperti dugaan faham materialisme, tetapi malah sebaliknya, ia terus mengembang. Selain berbagai pengamatan dan perhitungan telah membuktikan bahwa alam semesta memiliki permulaan dan ia diciptakan dari ketiadaan melalui ledakan raksasa. Kini fakta ini telah diterima diseluruh dunia ilmu pengetahuan.

Pada tahun 1929 ahli astronomi berkebangsaan Amerika Hubble melalui pengamatan-pengamatannya pada galaksi-galaksi yang tersebar di langit, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya, ini berarti bahwa bintang-bintang tersebut bergerak menjauihi kita, sebab menurut hukum fisika yang berlaku, spectrum cahaya berwarna yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung berwarna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung berwarna merah. Selama proses pengamatan spectrum cahaya bintang-bintang yang diamati cenderung berwarna merah, ini berarti beintang-bintang tersebut cenderung bergerak menjauhi kita (warna spektrum cahaya : merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu). Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lainnya, bintang dan galaksi tidak hanya bergerak menjauhi kita tetapi juga saling menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta dimana satu sama lain bergerak saling menjauhi adalah ia secara terus menerus mengembang.

Agar mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda di luar angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang. Pada tahun 1917 Einstein telah merumuskan persamaan matematis yang diharapkan dapat melukiskan sifat dan kelakuan alam semesta. Karena terpengaruh faham alam semesta statis, Einstein mencari penyelesaian persamaan tersebut yang dapat melukiskan alam semesta yang bersifat statis. Tahun 1917 Friedman menunjukkan bahwa persamaan Einstain yang asli (sebelum dilakukan perubahan sehingga sesuai dengan faham alam semesta statis) melukiskan bahwa alam semesta tidaklah statis, melainkan berkembang. Dikemudian hari Einstein menyadari bahwa tindakannya itu adalah sebagai kesalahan terbesar dari kariernya sebagai ilmuwan.

Apa arti dari mengembangnya alam semesta?. Mengembangnya alam semesta berarti jika alam semesta bisa bergerak mundur ke masa lampau maka ia akan terhenti berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan titik tunggal ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah mempunyai volume nol dan mempunyai kepadatan tak hingga. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini. Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini disebut dengan Big Bang, dan teorinya dikenal dengan nama tersebut.


Perlu diketahui bahwa volume nol merupakan pernyataan teoritis yang dipakai untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep ketiadaan yang berada diluar batas pemahaman manusia hanya dengan menyatakannya sebagai titik bervolume nol. Sebenarnya bahwa titik tak bervolume berarti ketiadaan. Demikianlah, alam semesta muncul dari ketiadaan, dengan kata lain ia telah diciptakan.

Fakta ini yang baru ditemukan fisika modern abad XX telah dinyatakan dala Al Quran empat belas abad yang lampau, :“Dia pencipta langit dan bumi“ (QS Al An’am 101).

Teori Big Bang menunjukkan semua benda alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Kenyataan ini yang dikemukan teori Big Bang, sekali lagi telah dinyatakan dalam Al Quran empat belas abad yang lalu saat manusia memiliki kemampuan terbatas tentang alam semesta : “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya pada langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya” (QS Al Anbiyaa’ 30).

Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal dan membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain. Mengembangnya alam semesta adalah salah satu bukti terpenting yang ditunjukkan alam semesta yang diciptakan dari ketiadaan.


Meski tak ditemukan oleh ilmu pengetahuan hingga abad XX, Allah telah memberi tahu kita akan kenyataan ini dalam Al Quran yang diturunkan empat belas abad yang lalu : “Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan/kekuatan Kami (dentuman besar) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya” (QS Adz Dzariyat 47).

Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah diciptakan dari ketiadaan, dengan kata lain ia telah diciptakan Allah. Inilah alasan mengapa para astronom yang menganut faham materialis senantiasa menolak Big Bang dan mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga. Alasan ini mengemuka dalam pernyataan A.S. Eddington, salah satu fisikawan materialis yang sanagat terkenal : “Secara filosofis gagasan tentang permulaan tiba-tiba dan tatanan alam yang ada saat ini sungguh menjijikkan bagi saya”.

Bilamana mahaledakan itu terjadi? Dari pengetahuan kita mengenai kecepatan berkembangnya alam semesta diperkirakan peristiwa terjadi antara sepuluh sampai lima belas milyar tahun yang lalu. Kemudian, dari keliling kosmos dan umurnya, dapat dihitung kembali suhu alam semesta sesaat sesudah ledakan itu terjadi. Diperkirakan pada saat itu suhu kosmos melebihi seratus juta-juta-juta-juta-juta derajat. Karena kerapatan materi yang sangat tinggi dan suhu yang sangat tinggi pula, orang tidak dapat menamakan keadaan alam semesta pada waktu itu.

Kerapatan tinggi pada suhun rendah membentuk zat padat; kerapatan rendah pada suhu tinggi membentuk gas. Tetapi kerapatan materi yang sangat tinggi yang dibarengi dengan suhu yang sangat tinggi ilmuwan pun tidak tahu keadaannya kecuali menamakannya sebagai “sop-kosmos”; suatu fluida.

Istilah sop kosmos; suatu fluida barulah diketahui setelah berkembangnya ilmu fisika moderen, tetapi Al-Quran telah mengisyaratkannya dalam ayat 7 Surah Hud ”Dan Dialah yang telah menciptakan alam semesta dalam enam masa, adapun ‘ArsyNya telah tegak diatas air…….

Kata-kata ArsyNya telah tegak diatas air (sebelum alam semesta diciptakan) mengandungg arti bahwa kekuasaaNya telah ditegakkan sebelum alam semesta tercipta. Pada saat itu materi beserta ruang kosmos sudah diatur oleh Allah; dan mereka mengikuti serta tunduk pada peraturan-peraturan itu.

Kemahaperkasaan Allah dalam mengatur proses penciptaan alam semesta dilkukiskan dalam Surah Al-Fushilat ayat 11 : ”Dalam pada itu Dia mengarah pada pada penciptaan langit (sama) dan langit (sama) itu berupa asap, lalu Dia berkata kepada langit dan bumi, “Datanglah kamu berdua dengan patuh atau terpaksa”; keduanya berkata “Kami datang dengan patuh”.

Jadi pada saat penciptaan alam semesta, Allah telah menetapkan berlakunya hukum-hukum alam sebagai sunatullah. Dengan berlakunya hukum-hukum alam ini maka semua makhluk, baik ruang kosmos, atom, molekul, partikel, dan seluruh materi yang tersusun sebagai benda mati atau hidup, matahari, bumi, bintang, galaksi, dan sebagainya berjalan sepanjang waktu sesuai dengan panggarisan hukum-hukum tersebut. Tida ada satupun yang menyimpang kecuali dengan izin Allah.

Seorang materialist lain, astronom terkemuka asal Inggris, Fred Hoyle, adalah termasuk yang paling terganggu oleh teori Big Bang. Dipertengahan abad ke XX, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut Steady State yang mirip dengan teori alam semesta tetap abad ke XIX. Teori Steady State menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan faham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang yang menyatakan bahwa alam semesta ini memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady state telah lama menentang teori Big Bang, namun ilmu pengetahuan justru melumpuhkan pandangan mereka. Pada tahun 1948, George Gamow muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan setelah pembentukan alam semesta dari ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang seharusnya ada ini pada akhirnya diketemukan.

Pada tahun 1965 Penzias dan Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini disebut dengan radiasi latar kosmis, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah diketahui bahwa sisa radiasi ini adalah peninggalan dari tahap awal peristiwa Big Bang.

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian radiasi latar kosmis. Hanya perlu delapan menit bagi sateli tersebut untuk membuktikan hasil penetian/perhitungan Penzias dan Wilson. Satelit Nasa tersebut telah menemukan sisa ledakan raksasa pada awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan penemuan teori Big Bang. Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima seluruh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuantentang asal muasal alam semesta.

Dengan kemenangan Big Bang, mitos materi kekal yang menjadi dasar berpijak faham materialis terhempaskan ke dalam tumpukan sampah sejarah. Lalu keberadaan apakah sebelum Big Bang dan kekuatan apa yang memunculkan alam semesta sehingga menjadi ada dengan ledakan raksasa in saat alam tersebut tidak ada?
Filosof atheis terkenal Anthony Flew berkata : ”Sayangnya pengakuan adalah baik bagi jiwa. Karenanya, saya akan memulai dengan pengakuan bahwa kaum Atheis Stratonesian terpaksa dipermalukan oleh kesepakatan kosmologi zaman ini. Sebab tampaknya para ahli kosmologi tengah memberikan bukti ilmiah bahwa alam semesta memiliki permulaan“.

Banyak ilmuwan yang secara tidak buta menempatkan dirinya sebagai atheis telah mengakui peranan pencipta yang maha perkasa dalam penciptaan alam semesta, mereka adalah : Newton, Keppler, Koppernik, Hubble, Einstein. Pencipta ini haruslah zat yang telah mencipta materi dan waktu, namun tidak terikat oleh keduanya.

Ahli astro fisika terkenal Hugh Ross mengatakan :“Jika permulaan waktu terjadi bersamaan dengan permulaan alam semesta, sebagaimana pernyataan teorema ruang, maka penyebab terbentuknya alam semesta pastilah sesuatu yang bekerja pada dimensi waktu yang sama sekali tak tergantung dan lebih dulu ada dari dimensi waktu alam semesta itu sendiri. Tuhan tidak pula berada di alam semesta“.

Kesimpulan ini memberitahu kita bahwa Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, dan Tuhan tidak pula berada di alam semesta !!. Begitulah materi diciptakan oleh sang maha pencipta yang tidak terikat oleh keduanya. Pencipta ini adalah Allah, Dialah penguasa langit dan bumi.
Sebenarnya Big Bang telah menimbulkan masalah yang lebih besar bagi kaum materialis dari pada pengakuan filosof atheis Anthony Flew, sebab Big Bang tak hanya membuktikan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan, tetapi ia juga diciptakan secara terencana, tersusun rapi dan teratur.

Big Bang terjadi melalui ledakan suatu titik yang berisi semua materi dan enerji alam semesta serta penyebarannya ke segenap penjuru ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dari materi dan enerji ini muncullah keseimbangan yang sangat luar biasa yang meliputi berbagai galaksi, bintang, matahari, bulan dan benda angkasa lainnya. Hukum alampun terbentuk, yang kemudian disebut hukum fisika yang seragam di seluruh penjuru alam semesta dan tidak berubah. Hukum fisika yang muncul secara bersamaan dengan Big Bang tak berubah sama sekali selama lebih dari lima belas milyard tahun !!. Selain itu hukum ini didasarkan atas perhitungan yang sangat teliti, sehingga penyimpangan satu milimeter saja dari angka yang ada sekarang akan berakibat kehancuran dari seluruh bangunan dan tatanan alam semesta. Semua ini menunjukkan bahwa suatu tatanan sempurna muncul setelah Big Bang. Namun ledakan tidak mungkin memunculkan suatu tatanan sempurna. Semua ledakan yang diketahui cenderung berbahaya, menghancurkan, dan merusak apa yang ada.

Jika kita diberitahu tentang tatanan yang sangat sempurna setelah ledakan, kita dapat menyimpulkan ada campur tangan cerdas dibalik ledakan ini dan segala serpihan yang berhamburan akibat ledakan ini telah digerakkan secara sangat terkendali, informasi ini telah disebutkan dalam Al-Quran 15 abad yang lalu dalam Surah Al-Qamar ayat 49 :”Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran”

Pernyataan Fred Hoyle yang telah bertahun-tahun menentangnya mengungkapkan dengan jelas :“Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari ledakan tunggal. Tapi sebagaimana diketahui, ledakan hanya menghancurkan meteri berkeping-keping, sementara Big Bang secara misterius menghasilkan dampak yang berlawanan, yakni misteri yang saling bergabung membentuk galaksi-galaksi”.

Tidak ada keraguan jika suatu tatanan sempurna muncul melalui suatu ledakan, maka harus diakui bahwa campur tangan pencipta berperan disetiap saat dalam ledakan ini. Hal lain dari tatanan luar biasa yang terbentuk di alam menyusul peristiwa Big Bang ini adalah penciptaan alam semesta yang dapat dihuni.

Persyaratan bagi suatu planet yang layak huni sungguh sangat banyak dan rumit, sehingga mustahil beranggapan bahwa pembentukan ini bersifat kebetulan.

Setelah melakukan perhitungan tentang kecepatan mengembangnya alam semesta, Paul Davies berkata : “Bahwa kecepatan ini memiliki ketelitian yang sungguh tak terbayangkan. Perhitungan jeli menempatkan kecepatan pengembangan ini sangat dekat pada angka kritis yang dengannya alam semesta akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat dan ala mini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan matahari alam semesta sudah berhamburan sejak dulu. Big Bang bukanlah sekedar ledakan zaman dulu, tapi ledakan yang terencana dengan sangat cermat”.

Stephen Hawking dalam bukunya “The Brief History of Time” menyatakan : Bahwa alam semesta dibangun dengan perhitungan dan keseimbangan yang sangat akurat dari yang dapat kita bayangkan.

Dengan merujuk pada kecepatan mengembangnya alam semesta, Hawking berkata : “Jika kecepatan pengembangan ini dalam satu detik setelah Big Bang berkurang meski hanya sebesar satu per seratus ribu juta juta, alam semesta ini akan telah runtuh sebelum pernah mencapai ukuran seperti sekarang”.

Paul Davies juga menjelaskan akibat tak terhindarkan dari keseimbangan dan perhitungan yang luar biasa akuratnya ini : “Adalah sulit menghindarkan kesan bahwa tatanan alam semesta sekarang yang terlihat begitu peka terhadap perubahan angka sekecil apapun, telah direncanakan dengan sangat teliti. Kemunculan serentak angka-angka yang tampak ajaib ini, yang digunakan alam sebagai konstanta-konstanta dasarnya, pastilah menjadi bukti paling meyakinkan adanya perancangan alam semesta”.

George Greenstein dalam bukunya yang berjudul “The Symbolic of Universe“ menyatakan :”Ketika kita mengkaji suatu bukti yang ada, pemikiran yang senantiasa muncul adalah bahwa kekuatan supranatural pasti terlibat”.

Singkatnya saat meneliti tatanan mengagumkan pada alam semesta akan kita pahami bahwa cara kerjanya bersandar pada keseimbangan yang sangat peka dan tatanan yang sangat rumit untuk dijelaskan oleh peristiwa kebetulan. Sebagaimana dimaklumi tidaklah mungkin keseimbangan dan tatanan luar biasa ini terbentuk dengan sendirinya dan secara kebetulan melalui suatu ledakan raksasa. Pembentukan tatanan semacam ini menyusul ledakan seperti Big Bang adalah suatu bukti nyata adanya penciptaan supra natural. Rancangan dan tatanan tanpa tara di alam semesta ini tentulah membuktikan keberadaan pencipta beserta ilmu, keagungan dan hikmahnya yang tak terbatas, yang telah menciptakan materi dari ketiadaan dan yang berkuasa mengaturnya tanpa henti. Pencipta ini adalah Allah, Tuhan seru sekalian alam.

Dua Pribadi Panutan Bagi Seluruh Kemanusiaan

Pribadi Ibrahim AS, dan Muhammad SAW merupakan dua tokoh yang paling tepat untuk menggambarkan kwalitas kemanusiaan yang sempurna ini. Ibrahim AS telah rela dibakar hidup-hidup karena kalimah "Laa ilaaha illa Allah" ini; telah sedia diusir dari tanah airnya, telah rela dipindahkan ke tanah gersang yang tak memberikan kehidupan di lembah bukit Faran (Makkah), telah rela dipisahkan dengan anak tunggalnya Isma'il AS dan isterinya Sitti Hajar, telah rela menyembelih anaknya Isma'il AS. Scmua ini dilakukan hanya karena penghayatan beliau akan sikap "Laa ilaaha illa Allah", tiada tuhan bagiku selain Allah SWT.
Karena itu beliau telah mendapat kehormatan yang tertinggi dari seluruh manusia. Demikian Allah telah memerintahkan setiap Muslim bershalawat kepada Ibrahim (salaamun 'ala Ibrahim), sebagai BAPAK KEMERDEKAAN atau BAPAK KEMANUSIAAN yang pertama dan paling utama bagi seluruh manusia.
Ajaran Nabi Muhammad SAW pun dikatakan merupakan lanjutan ajaran Nabi Ibrahim AS (Millata Ibrahim). Pokok ajaran Ibrahim AS merupakan missi utama Muhammad SAW. Di dalam al-Qur'an dijelaskan, bahwa bangsa Quraish, yaitu anak cucu Nabi Ibrahim melalui putera pertama beliau Nabi Isma'il AS mempunyai kelebihan khusus. Nabi Ibrahim diperintahkan Allah SWT mengembara menuju lembah bukit Faran yang ketika itu dinamai orang Al-Bakkah, yang artinya lembah "tangisan". Lembah dengan tanahnya yang gersang itu tidak memberikan kehidupan sama sekali, sehingga setiap kafilah yang kehabisan bekal ketika sampai ke tempat itu pasti akan mengalami mati kelaparan dan kehausan. Ibrahim AS membawa isteri beliau Siti Hajar ke sana semata demi mematuhi perintah Allah. "Aku pergi memenuhi perintah Tuhanku, Yang akan menunjuki aku." (Q. 37: 99).
Sesampainya beliau ke tempat yang gersang ini maka beliau menyadari betapa berat tantangan yang akan beliau hadapi. Menegakkan kembali reruntuhan Ka'bah, yang pertama sekali didirikan olhh Nabi Adam AS, namun telah berabad-abad terbengkalai. Maka beliau kembalikan masalah itu kepada Allah SWT, Yang telah memerintahkan beliau ke tempat yang tidak memberikan harapan hidup itu. Maka beliau pun berdo'a memohon agar dianugerahi seorang putera yang shalih sebagai pendamping beliau menghadapi tantangan alam, yang kurang bersahabat itu.
"Ya Tuhanku, anugerahilah aku anak yang shalih". (Q. 37:100)
Maka Allah menghadiahi beliau dengan seorang anak yang haliim (yang tabah, mendahulukan tugas daripada menuntut hak, ulet dan tebal iman).
"Kami gembirakan dia dengan seorang anak yang haliim." (Q. 37 : 100)
Putera beliau yang pertama ini ialah nabi Isma'il AS, yang sejak kecil telah mendapat gemblengan sedemikian beratnya sehingga beliau menjadi seorang hamba Allah yang unggul di dalam segala hal. Sejak berumur beberapa bulan telah ditinggalkan ayahanda beliau dengan bekal yang sangat sedikit.
Ketika bekal itu telah habis, dan ibunda beliau Siti Hajar pun telah kehausan, sehingga air susu beliau telah kering sama sekali, maka dalam melaksanakan ikhtiar terakhir sambil menunggu ketentuan Allah SWT Siti Hajar berlari antara bukit Safa dan Marwa mencari air sesudah meninggalkan Isma'il terbaring di samping fondasi Ka'bah. Sesudah tujuh kali berulang, ketika sisa daya telah habis kikis, dan bayi Isma'il pun sudah tak bersuara lagi karena kehabisan energy, maka gerakan kaki Isma'il menyentuh pasir yang gersang itu telah menyemburkan mata air di bawah tumit beliau. Inilah permulaan dari sebuah perigi yang terkenal dengan nama perigi Zamzam, yang airnya sunnat diminum setiap kali seorang Muslim selesai melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah.
Pada saat menjelang dewasa, ketika tenaga Isma'il sudah mulai bisa diharapkan membantu ayahanda beliau dalam mengerjakan ka'bah, Ibrahim AS dan Isma'il AS mendapat ujian terberat lagi dari Allah SWT. Ibrahim AS diperintah Allah menyembelih Isma'il, anak kandung sibiran tulang ini. Ujian terberat ini dijalani keduanya dengan penuh keikhlasan, yang tiada bandingannya dalam sejarah kemanusiaan.
"Maka ketika ia (Isma'il) telah mencapai usia yang boleh bekerja, ia (Ibrahim) berkata: 'Wahai ananda, Aku telah melihat di dalam mimpiku, bahwa aku harus menyembelihmu, cobalah ananda renungkan, bagaimanakah pendapatmu?'. " (Q. 37.102)
Dengan spontan Isma'il AS menjawab: "Wahai ayahandaku, laksanakanlah perintah Allah itu; ayah akan lihat betapa ananda insya Allah akan tabah (mematuhinya)." (Q. 37:102)
Inilah pancaran sikap tawhid yang paling murni yang pernah dibuktikan dalam sejarah kemanusiaan. Sikap tawhid ini tidak hanya terlihat pada Ibrahim AS, tapi juga pada anak beliau Isma'il AS.
Watak Isma'il yang haliim ini mengalir dalam darah keturunan beliau bangsa Quraish, yang kelak akan melahirkan nabi terakhir bagi kemanusiaan. Bangsa Quraish adalah bangsa yang militant, kuat dan tangguh menghadapi cabaran alam. Mereka mampu menantang terik panasnya musim panas dan sejuknya musim dingin, yang menghcmbuskan angin sejuk menyayat telinga.
"Sudah menjadi kebiasaan kaum Quraish, kebiasaan menghadang sejuknya musim dingin dan teriknya musim panas." (Q. 106:1,2)
Bangsa yang ulet menghadapi tantangan alam ini ternyata telah dipersiapkan Allah SWT sebagai pembawa suatu missi (mission carrier) yang terpenting bagi kemanusiaan seluruh dunia. Nilai yang dikandung oleh missi (risalah) ini merupakan syarat mutlak bagi kebahagiaan setiap bangsa di dunia ini dari dahulu sampai hari qiamat nanti. Bangsa mana pun yang pernah ada dalam sejarah kemanusiaan akan mengalami kemakmuran dan kebahagiaan jika menghayati nilai yang dikandung missi ini. Sebaliknya bangsa manapun akan menderita kemunduran bahkan kehancuran jika tidak mengamalkan risalah yang nilainya universal ini. Karena itu Allah menamakan missi ini "rahmah" atau kasih sayang bagi seluruh kemanusiaan.
"Tiada Kami mengutus engkau (ya Muhammad), kecuali sebagai pembawa RAHMAH bagi seluruh kemanusiaan." (Q. 21:107)
Rahmah yang dibawa oleh RasuluLlah Muhammad SAW ini kemudian disebarkan oleh bangsa ulet keturunan nabi Ibrahim ini ke seluruh dunia dalam waktu yang sangat singkat, sehingga dalam waktu kurang dari satu abad telah tersebar ke Barat sejauh perbatasan kota Paris, dan ke Timur sampai ke perbatasan negeri Cina.
Di dalam surat Quraisy itu Allah telah menerangkan apa yang dimaksudkan-Nya dengan "rahmah" atau kasih sayang itu disertai persyaratan yang tegas untuk mendapatkannya.
"Maka hendaklah mereka mengabdi hanya kepada (mentawhidkan) Tuhan Pemilik rumah (ka'bah) ini, Yang akan MEMBEBASKAN MEREKA DARI RASA LAPAR DAN MENGAMANKAN MEREKA DARI RASA TAKUT." (Q. 106: 3,4)
Sejarah kemanusiaan telah membuktikan, bahwa manusia kelaparan bukanlah karena kurangnya bahan makanan yang bisa dihasilkan oleh bumi Allah ini. Manusia kelaparan, biasanya karena ketidak-adilan ekonomi atau penjajahan ekonomi atau penguasaan ekonomi oleh sekelompok kccil orang-orang, yang oleh karena kedudukan politik atau kekuatan modalnya telah tega mengorbankan kepentingan rakyat yang lebih banyak. Selanjutnya, manusia dicengkeram rasa takut oleh adanya penindasan (tirani) politik dan atau militer. Oleh karena itu, di Amerika Serikat dinyatakan sebagai tujuan perjuangan mereka ialah untuk menegakkan: "Freedom from want, and freedom from fear", yang artinya: bebas dari rasa lapar dan bebas rasa takut. Dengan perkataan lain: kemerdekaan ekonomi dan kemerdekaan berpolitik. Tujuan ini mulai dislogankan pada awal perjuangan mereka sebagai satu bangsa dalam tahun 1776.
Sejarah bangsa-bangsa yang lalu selamanya membuktikan, bahwa kedua macam kemerdekaan ini senantiasa merupakan tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Apabila pada suatu bangsa atau negara kedua macam kemerdekaan ini terjamin, maka bangsa atau negara itu akan maju dan makmur. Sebaliknya jika kedua macam kemerdekaan ini tertekan, maka bangsa atau negara itu mengalami kemunduran, bahkan ada kalanya sampai hancur sama sekali. Bekas-bekasnya biasanya ditinggalkan Allah sebagai bukti hukum besi sejarah yang akan dapat dipelajari oleh manusia yang mau mengambil hikmah dari padanya. Oleh karena itu Allah berfirman beberapa kali dalam al-Qur'an menganjurkan agar manusia menjelajahi bumi ini demi mempelajari akibat perbuatan bangsa-bangsa dahulu yang telah mendurhakai hukum-hukum Allah SWT ini. Diantara firman-firman Allah itu ialah:
"Sesungguhnya telah berlaku sunnah Allah pada masa sebelum kamu, maka jelajahilah muka bumi ini dan telitilah akibat perbuatan mereka yang telah mendustakannya." (Q.3:137). Lihat juga (Q. 12: 109; 22: 46, 27: 69; 30:42).
Sejarah bangsa Mesir dengan kezhaliman Fir'aunnya, bangsa 'Ad dan Thamud, bangsa Babylonia yang telah melahirkan Nabi Ibrahim AS, dan bangsa Incus (di daerah Mexico sekarang ini) merupakan beberapa contoh peristiwa yang membuktikan kebenaran ayat Al-Qur'an tersebut. Mereka hancur bahkan hilang dari permukaan bumi, dan diganti Allah SWT dengan bangsa yang lebih mampu menegakkan kedua nilai ini.
Oleh karena mereka yang miskin dan dilemahkan (oleh sistim ekonomi atau struktur kekuasaan yang tidak kerakyatan) sangat berkepentingan terhadap tegaknya kedua macam kemerdekaan ini, maka biasanya merekalah yang paling gigih memperjuangkan tegaknya kemerdekaan ini. Hampir semua jalan sejarah bangsa-bangsa di dunia ini menggambarkan kepada kita, bahwa jika kelompok manusia yang dilemahkan itu bersatu dan berjuang, maka kekuatan penindas yang bagaimana hebatnya pun tidak akan mampu menghadangnya. Allah pun telah berjanji akan memberikan kemenangan beserta amanah kepemimpinan dan pewarisan kepada mereka yang berjuang untuk merebut kembali hak asasi mereka yang merupakan anugerah Allah itu.
"Kami telah berkeinginan membantu mereka yang telah ditindas (diperlemahkan) di muka bumi, dan akan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin dan pewaris-pewaris." (Q.28:5)
Maka dari ulasan ini pun nampak jelas apa yang telah kita bincangkan semula, yaitu tegaknya kemerdekaan ini hanyalah melalui suatu perjuangan dan pengorbanan yang berat. Memanglah mentawhidkan Allah itu merupakan suatu prestasi yang paling besar dalam hidup setiap insan. Oleh karena itu, memenangkan perjuangan ini berarti telah memenangkan suatu perjuangan yang paling besar dalam kehidupan seseorang. Mereka yang menang akan merasakan nikmat Allah yang paling tinggi berupa penghayatan secara penuh nilai deklarasi "laa-ilaaha illa Allah". Mereka punya suatu sikap mental kemanusiaan yang paling tinggi derajatnya. Pribadi yang punya sikap mental seperti ini tiada mengenal kata- kata tunduk, kecuali kepada Allah. Mereka mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu semata-mata demi mendapat keridhaan Allah. Inilah sikap mental yang paling merdeka, karena itu paling berbahagia hidupnya di dunia ini.

Kamis, 10 Februari 2011

Kau Sempurna Bagiku




Kita tidak pernah bersua 
Apatah lagi berbual 
Tidak pernah ku lihat dirimu 
Apatah lagi menatap wajahmu 

Tapi aku sentiasa merindui 
Dirimu sentiasa menyayangiku 
Mengasihiku sepenuh hati 
Atas dasar akidah yang satu 

Hatiku meruntun sayu 
Cukup terharu mengucap syukur 
Kerna dirimu masih mengingatiku 
Walau nafasmu di hujung kalbu 

Dirimu meninggalkanku sendiri 
Aku sedih...mohon kekuatan 
Al-Quran & SunnahMu jadi pegangan 
Hingga akhir hayat pasti ku tetap dalam perjuangan 

Ummati...Ummati...Ummati... 
Panggilan manja buat diriku 
Walau tika itu dirimu kesakitan 
Walau hati menangis sepi 
Diri ini ditinggalkan sementara 

Wahai kekasih Allah S.W.T... 
Rasulullah S.A.W... 
Diri ini ingin bertemumu di syurga 
Doakan diriku tabah berjuang 
Di dunia akhir zaman 
Yang pernah dirimu risaukan..

Kerana Islam, Kita Dikatakan KOLOT!



Bismillahhirrahmanirrahim…
As-salamullahi'alaykumwarahmatullahi wabarakatuh.


Moga kalian semua diberkati Allah.
Berhari menulis isi hati untuk mengingatkan diri sendiri dan saudara sesama Islam. Lahirlah idea menulis atas tajuk ini. Mungkin sebab saya salah seorang dari mereka yang berfikiran kolot kerana berfikiran berhati-hati dalam soal yang dianggap remeh seperti pergaulan antara lelaki dan perempuan.

Andai tersalah pandangan, tegurlah saya yang hina ini wahai insan-insan yang dikasihi Allah diluar sana.


Syukran.


Babak 1.

Berlaku di?

Salah sebuah bilik di asrama lelaki.

Masa?
Pagi, petang atau malam.

“Eh Din, jom belajar dengan Siti dan Nurul? Mereka dah lama tunggu di kafe tu.”
“Tak mahulah Bad. Aku boleh belajar sendirian. Lagipun sejak bila kau belajar dengan diaorang ni?”
“Alah, bosanlah belajar dengan sejantina ni, tak fun la.  Kalau dengan lain jantina ni banyak sikit idea.Mencurah-curah ilmu lebih aku dapat..” sengih si Bad.
“Tapi kan diaorang bukan mahram kita? Takkan kau lupa apa kata kau sebelum ni? Belajar dengan mahram lebih baik, redha Allah ada. If terdesak sangat and in case perempuan
je yang dapat kuasai topik tertentu kau akan ajak ramai-ramai dan sekelas untuk belajar sama. Lebih baik. Fitnah pun tak ada.”
“Memanglah tapi tu dulu. Aku rasa, kolot betul pemikiran aku sendiri kan? Okeylah, kau nak simpan kata-kata aku tu simpan jelah, aku pergi dulu.”

Babak 2.

Berlaku di?
Dalam pesanan ringkas.

Masa?
Bila-bila.

“Ina,kita jumpa di taman bunga eh? Please...saya tak pernah dapat jumpa awak berdua je.
Di sekolah pun terserempak dan awak tak pernah pun nak senyum dan selalu je elak.”

“Man, kan saya dah cakap, saya tak nak. Saya tak boleh. Berjumpa sebab apa? Bukan ada perkara penting. Kalau saya bawa Kak Nah, awak tak bagi. Nak bawa Abang Usop pun tak boleh. Mak dan ayah? Lagilah awak tak mahu. Tak bersedia la...apa-apa la. Lagi, jumpa je pun tapi tetap kena bawa mahram bersama. Itu hukum yang patut kita terima dan ditetapkan oleh Islam. Lainlah awak ni suami saya ”

“Alah awak ni, kolot betullah. Bukan saya nak apa-apa kan awak pun sampai kena bawa semua famili awak sekali. Takdelah privacy. Cuba tengok si Rizal dan Imah tu, diaorang selalu jumpa tapi batas jaga jugak. Takde pun sampai bawa sekali semua famli.”

“Soalnya, saya ni bukan bini awak yang boleh dibawa sesuka hati berjumpa tanpa sebab yang

dibolehkan syarak. Awak nak jumpa sebab nak luahkan perasaan awak kan? Saya tak nak.
Imah tu lainlah, dia biasa benda-benda macam tu. Saya tak biasa dan saya tak nak biasakan buat perkara sia-sia ni. Awak nak perempuan macam Imah? Carilah lain. Maaf.”

“Ala..Ina, maaf eh. Hmm..Kalau macam tu saya jumpa awak di sekolah jela. Dapat tengok tanpa jumpa berdua pun jadilah. Nanti if saya dah mampu saya datang terus rumah awak.”

 
******
Dan..berapa banyak lagi babak dalam kehidupan yang menunjukkan pemikiran-pemikiran mereka yang mahukan kebebasan seperti yang ditunjukkan oleh pihak bukan ISLAM. Pemikiran ISLAM pula sering dikatakan sebagai KOLOT. Siapakah yang paling maju diantara umat Islam yang benar-benar ikut budaya dan cara mereka yang bukan Islam? Orang Islam mana pula yang benar-benar mundur dan ketinggalan hanya kerana ikut setiap apa yang digariskan oleh ISLAM?

Allah dah mengisytiharkan kesempurnaan ISLAM di dalam Kalamullah. Andai ia tidak sempurna, tiadalah perintah Allah yang menyuruh kita, manusia yang lemah dan hina ini patuh dan taat
pada setiap perintahNYA..Patuh dan taat pada agamaNYA.

“Aslam taslim!”
“Islamlah, anda akan selamat!”

Kerana makna Islam sendiri membawa maksud sejahtera. Mereka yang berfikiran bercanggah dari pemikiran yang Islam gariskan, dan tidak meneliti kesempurnaan dan kebaikan yang 

terkandung di dalam Islam mungkin akan meletakkan Islam sebagai agama yang leceh, kolot hanya kerana keterbatasan-keterbatasan yang wujud.

Dari sekecil-kecil perkara sehingga sebesar-besar perkara yang perlu dititik beratkan. Saya sendiri dulu pernah terfikir,  dalam Islam terlalu banyak pantang larang. Itu tak boleh, ini tak boleh. Walhal setiap peraturan Islam tentukan punya kebaikan dan sebab-sebabyang khas buat manusia yang fitrahnya adalah Islam pada asalnya sebelum lahirnya kita ke dunia dan ditentukan dalam berlainan agama. Bukan?

Jika penganut bukan Islam berfikiran sedemikian, kita sendiri sedia maklum bahawa mereka tidak mendalami agama suci ini sedalamnya. Namun, yang dikisahkan apabila
penganut Islam sendiri, mereka yang mengaku keEsaan Allah dan kerasulan kekasihNYA pun mengatakan bahawa Islam ini kolot. Terdapat perkara-perkara yang dianggap kolot jika diturutkan.


“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Kerana itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman  kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Al-Baqarah ayat 256
 
 
“Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah  Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama mu."
  Al Maidah ayat 3


“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah;” 
Al Qashash ayat 16


“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, 
maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.”
Al-Baqarah ayat 132   

 
 
Kita ni dah terlalu banyak disogokkan dengan budaya dan cara hidup mereka bukan Islam.
Kebebasan yang dipertontonkan. Dunia menjadi dambaan dan dikejar. Bukankah ada suatu waktu dimana makhluk Allah yang dikurniakan akal ini akan dihisab? Bukankah ada suatu saat dimana,harta tidak lagi berguna untuk menyelamatkan diri di sana?

 
Islam itu penawar. Kerana setiap sesuatu diukur dengan kehalusan dan kesempurnaanNYA
yang tidak ternilai. Sekalipun hal yang remeh sekalipun. Sekecil perkara itu punya banyak hikmah yang menguntungkan diri sendiri. DIA? tidak pernah mengharapkan balasan hambaNYA kerana ia bukan bermakna pada Pencipta.

Terkadang mungkin kita merasakan bahawa kita tidak boleh terlalu jumud dalam soal Islam memandangkan kita di zaman era baru. Zaman kecanggihan. Zaman dimana material makin hebat, dan akhlak manusia semakin tenat. Tapi, asasnya yang dianggap remeh itu mampu menyelamatkan permulaan risiko yang lebih besar.

Teringat kata seorang teman, Islam itu fleksibel. Sesuai mengikut peredaran zaman.
Tapi..manusia telah terlalu mengikut keadaan sehingga Islam itu sendiri akhirnya ditinggalkan
hanya pada namanya dan seterusnya memalingkan hukum Islam terus.


Kita lupa, redha Allah itu pada perkara yang disukai dan dicintaiNYA.
Kita alpa, bahawa Rasulullah dah menetapkan kita tidak akan sesat mahupun tersasar dengan berpandukan Kalamullah dan sunnah baginda.

Tolonglah.
Jangan mudah berkata sesuatu itu KOLOT.
Hanya kerana keterbatasan yang wujud dan merasa susah untuk diikut.
Terkadang..perkara itu nampak kolot,
tapi tersembunyi redha Ilahi sebenarnya.

Apa pun,
Jom hayati agama kita!
Jangan dipersoalkan sebelum mengenal.
Tak kenal maka tak cinta.
Kan?
Fastabiqul Khairat..!!!


Masa dan Apa Yang Kau Buat Dengannya





Bagi saya, semakin panjang tempoh cuti; contohnya cuti semester, summer holiday, dan juga tidak terkecuali cuti selepas tamat SPM, semakin lama rasa bosan yang dialami. Saya percaya orang lain juga mempunyai pendapat yang sama seperti saya. Meskipun waktu cuti adalah waktu yang paling didambakan, lebih-lebih lagi pada musim peperiksaan, namun kebosanan yang melanda menyebabkan musim persekolahan harian tiba-tiba dirindui. Sekurang-kurangnya ada juga tujuan hidup yang perlu dicapai dalam ingatan kita.


Atas kesedaran akan pentingnya masa itu, maka saya cuba melakukan cubaan pertama untuk menggunakan masa cuti musim panas saya untuk mempelajari perkara-perkara yang tiada sangkut-paut dengan akademik, supaya akhirnya bermatlamat juga cuti saya. Saya mulakan dengan membaca sebuah buku yang sudah menjadi 'jeruk' di rumah gara-gara tidak sempat dihabiskan sebelum terbang ke Ireland sementara menanti buku baru yang dibeli secara online yang entahkan bila akan tiba. Seminggu sudah berlalu namun buku itu belum sampai setengah pun  yang habis dibaca disebabkan kelajuan membaca saya yang seperti sedikit perlahan.

 
Keberkatan Masa

 
Albert Einstein, manusia yang didakwa terpintar pada abad 21 pernah mengemukakan teori relatif masa. Beliau mendakwa masa itu bersifat relatif. Bagi satu tempoh masa yang sama, panjang dan pendeknya masa itu dialami secara berbeza bagi setiap individu. Misalannya: tempoh satu jam dirasakan amat lama bagi seseorang yang sedang menanti waktu berbuka puasa manakala tempoh satu jam dirasakan sangat sekejap bagi orang yang sedang menjalani peperiksaan kertas Economy Paper 1.


Namun hakikatnya, konsep relativiti ini sudah lama difahami oleh ulama-ulama silam. Konsep ini diterjemahkan dalam bentuk keberkatan masa dan umur. Seseorang yang dikurniakan dengan keberkatan masa tentulah tidak sama dengan orang yang tidak dikurniakan dengan kelebihan ini. Lihat sahaja ulama silam, kebanyakan daripada mereka boleh menghafal beratus-ratus hatta beribu-ribu hadis dan menulis berpuluh-puluh buku sepanjang tempoh hidupnya yang sesetengahnya hanya lebih sedikit daripada setengah abad. Tentulah hal ini tidak dapat dilakukan oleh seseorang yang hidupnya dihabiskan dengan bermain Playstation 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, melayari Facebook berjam-jam atau menonton drama Korea atau filem-filem terbaru secara maraton.


Islam sangat menitikberatkan masa. Malahan kebaikan iman seseorang itu dikaitkan dengan kemampuannya mengurus masa dengan baik. Tambahan pula, umur terlampau singkat untuk dihabiskan untuk benda yang remeh-temeh apatah lagi dihabiskan untuk saling hasad dengki, berdendam, mengadu domba dan apa-apa sahaja yang sewaktu dengannya. Suka menangguhkan kerja serta amal ibadah bukanlah tabiat mereka yang sempurna imannya.



Abdullah bin Umar berkata:

"Apabila kamu berada pada waktu petang, janganlah kamu menanti pagi dan apabila kamu berada di pagi hari janganlah kamu menanti petang." (Hadis Bukhari)


  Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin berkata:

"Jangan ditangguhkan kerja-kerja ini ke masa hadapan kerana kemungkinan nyawa kamu dicabut semasa kamu sedang menangguhkan."


Masa Adalah Makhluk


Sesuatu yang perlu difahami tentang masa ialah masa bersifat makhluk. Oleh itu masa itu sama sahaja tarafnya dengan makhluk-makhluk lain seperti manusia, tumbuh-tumbuhan, mahupun haiwan. Kita diciptakan dan diletakkan di bawah kekuasaan masa. Maka tiada siapa yang mampu menghalang atau merubah masa kerana masa itu bergerak di bawah perintah yang Maha Pencipta. Justeru apabila tibanya kiamat, masa turut sama terhapus dan sebab itulah waktu di akhirat tiada penghujungnya (infiniti).


Harta yang hilang mungkin boleh dicari, ilmu yang sedikit boleh ditambah namun masa yang hilang tidak boleh diganti. Saidina Ali juga pernah mengingatkan bahawa; "Masa ibarat pedang; jika kamu tidak memotongnya nescaya dia akan memotong kamu." Marilah kita sama-sama agar tidak berterusan menjadi 'siput' dalam melakukan sesuatu sedangkan masa bergerak lebih laju daripada itu.


Rabu, 02 Februari 2011

Buat Hati yang Ketandusan Cinta

Sabarlah duhai hati.

Tak perlu kau tagih cinta manusiawi yang bersifat sementara.

Ada cinta yang lebih kekal abadi buat dirimu.

Ada cinta yang bisa membuatkan kau mengalirkan airmata ketika hati merindui.

Ada cinta yang mampu memberikan ketenangan pada jiwamu ketika kamu dilanda keresahan.

Ada cinta yang boleh kau jadikan tempat merintih bila kesedihan datang menjenguk.

Ada cinta yang mampu memberikan apa sahaja yang kamu inginkan.




Namun, kadang-kadang cintamu itu pasti di uji.

Sekuat manakah cintamu padaNYA. sehebat manakah kasih kamu padaNYA.

Datang ujian dalam pelbagai cara. hatta sekecil-kecil perkara untuk menilai kesetiaanmu padaNYA.

Andai kata kuat dan tetap hatimu padaNYA, maka bergembiralah.

Jika hatimu goyah dan meragui kasih sayangNYA selepas didatangkan ujian pada dirimu, maka sedarlah bahawa nilai cintamu disisiNYA masih lemah.

Kembalilah pada cintaNYA yang lebih agung dari kecintaanmu buat dunia dan isinya.

Sudah menjadi sunnahNYA, setiap yang bergelar mukmin pasti akan di uji.

Dari ujian  itulah, DIA mencari hamba-hambanya yang benar-benar mendambakan keredhaan dariNYA.

Apakah kau sanggup menghadapi segalaan ujian itu?

Namun, tidak ramai yang mahu mencari cinta yang kekal abadi ini kerana tidak mahu dilanda ujian-ujian ini.

Tidak ramai yang mahu mengeluarkan keringat hatta darah sekalipun untuk merasai manisnya cinta yang bertunjangkan kekuatan aqidah terhadap yang Khalid ini.

Maka sabarlah duhai hati.

Apabila telah kau rasakan manisnya cinta dari sang pencipta,

maka tak perlu lagi kau kejar cinta manusiawi yang rata-ratanya berlandaskan nafsu semata.

Bila telah kau tetapkan hati untuk mencintai tuhan sekalian alam, maka itulah sebenar-benarnya kecintaan yang sejati.

Dan dalam perjalanan menelusuri denai cintai terhadapNYA yang sudah pasti disaluti onak dan duri,

Akan didatangkan seorang yang turut sama mencintaiNYA sebagaimana dirimu juga.

Sebagai peneman dan yang akan menyempurnakan sebahagian daripada imanmu.

Yang padanya ada ketenangan dan kebahagiaan berpaksikan tuhan yang maha satu.

Maka sabarlah duhai hati.

Tidak perlu kau gundah gulana andainya kau masih tidak berkasih dengan manusia.
Dia akan datang. Itu sudah pasti.

Namun datangnya tiada siapa yang tahu kecuali DIA sang pencipta cinta itu.

Moga datangnya cinta insani itu, akan menguatkan lagi kecintaanmu buat sang pencipta cinta itu sendiri.

Kerana jiwa yang sepi tanpa cinta dan kasih dariNYA, adalah umpama padang pasir yang kegersangan.