Islam mengajarkan kepada umat manusia menundukkan hawa nafsu. Islam memerintahkan perempuan menutup auratnya dan bagi laki-laki hendaklah menundukkan pandangannya. Hal ini dapat dimaklumi karena seluruh tubuh perempuan itu aurat yang jika terbuka bisa mengundang malapetaka berupa berbagai jenis pelecehan seksual.
Rasulullah saw. bersabda:
“Dari ‘Aisyah RA bahwasannya Asma binti Abi Bakar ke tempat Rasulullah dan dia (Asma) memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah SAW berpaling seraya bersabda : Hai Asma sesungguhnya apabila perempuan telah dewasa, tidak menampakkan sesuatu darinya kecuali ini dan ini, sambil Rasulullah menunjuk muka dan telapak tangan hingga pergelangan tangan.” (HR. Abu Dawud)
Pentingnya menutup aurat, hingga Allah SWT harus menegaskan lagi dengan berbagai keterangan seperti, Allah SWT tidak akan menerima ibadah seorang perempuan baligh bila tidak menutup auratnya. Hal ini tercermin dalam sabda Rasulullah SAW:
“Allah tidak akan menerima (ibadah) seorang perempuan hingga menutup auratnya dan Allah tidak akan menerima shalat seorang perempuan yang telah cukup umur hingga berkerudung kepala (ber-jilbab).” (HR. Thabrani)
Dengan jilbab, barang berharga yang ada dalam diri perempuan dapat terlindungi dan dengan jilbab perempuan menjadi sosok manusia berwibawa, disegani dan tidak ada orang berani terang-terangan menganggunya, kelemahan yang ada pada dirinya dapat terlindungi dengan pakaian taqwa itu.
Firman Allah SWT:
“Hai Nabi! Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anakmu, dan isteri-isteri orang mu’min hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenal dan tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab:59).
Ketentuan itu sudah diputuskan oleh Allah SWT yang mesti dipenuhi oleh segenap muslimah. Ketaatan kepada Undang-Undang Allah SWT itu membuktikan komitmen perempuan terhadap Islam sebagai satu-satunya agama yang mereka yakini.
Firman Allah SWT.
“Sungguh, demi Tuhanmu, mereka beriman sebelum menjadikan kamu hakim dalam segala perkara yang mereka perselisihkan dan sesudah itu tidak merasa keberatan terhadap keputusan yang kamu ambil, dan mereka sepenuhnya beriman”. (QS. An-Nissa:65)
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki mu’min dan pula bagi perempuan mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan kewajiban, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, (yaitu) kesesatan yang nyata.” (QS. AL-Ahzab:36)
Islam mengatur masalah pakaian ini dengan sungguh-sungguh dan tidak setengah-tengah karena pakaian bagi perempuan besar pengaruhnya. Jilbab itulah pakaian Islami, menyimpang dari ketentuan itu tidaklah dikatakan pakaian Islami, karena banyak yang berpakaian yang mengatasnamakan Islam, tetapi dalam pandangan Allah SWT telanjang.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak sedikit yang berpakaian di dunia, telanjang di akhiratnya.” (HR. Bukhari)
Kenyataannya, masih banyak perempuan yang mangaku Islam tetapi berperilaku yang mencerminkan Islam. Di sekolah-sekolah, perkantoran, di jalan-jalan, dan di tempat-tempat lainnya banyak kita temukan. Hal tersebut bukan saja mencemarkan nama baik Islam juga hal tersebut mengundang adzab Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa saja dari perempuan yang melepaskan (membuka) pakaian selain di rumahnya, maka Allah pasti merobek tirai kehormatan dari padanya.” (HR.Ahmad dan Tabrani)
Karena dari perilaku-perilaku itulah timbul berbagai pelanggaran lainnya seperti pergaulan bebas, menjamurnya prostitusi, dan lain-lain. Perempuan semacam itu jangankan masuk surga, mencium baunya pun tidak akan merasakan.
“Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat yaitu, kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang dan perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang cenderung kepada perbuatan maksiat dan mencenderungkan orang lain kepada perbuatan maksiat. Rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wangi surga padahal wangi surga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR.Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar