Selasa, 20 September 2011

Orang yang Paling Merugi Perbuatannya


Firman Allah Ta’ala yg artinya “Katakanlah ‘Maukah kamu Kami beritahukan tentang orang-orang yg paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yg telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu adl orang-orang yg kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan perjumpaan dgn Dia maka terhapuslah amalan-amalan mereka dan Kami tidak mengadakan penimbangan amal bagi mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu adl neraka Jahannam disebabkan kekafiran mereka dan krn mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olokan’.” Manusia dalam berbuat atau beramal dalam kehidupan dunia ini bisa kita bagi pada dua kategori utama. Pertama manusia yg melandaskan amalnya atas dasar iman kepada Sang Pencipta alam semesta Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Kedua orang yg beramal tetapi kafir terhadap Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Kemudian kelompok pertama bisa kita bagi lagi menjadi empat
    Yang berbuat kebajikan dgn landasan pengetahuan.Kelompok ini tentu saja menjadi orang yg beruntung krn orang yg tahu kebaikan dan bagaimana melakukannya niscaya dibimbing Allah dalam tindakannya dan diberi ganjaran yg berlipat ganda.
    Yang berbuat kebajikan tanpa landasan pengetahuan.Kelompok ini merupakan kelompok yg sifatnya spekulasi krn seseorang yg berbuat suatu kebaikan tanpa dilandasi ilmu yg benar bisa jadi ia tepat sasaran bisa jadi pula salah sasaran. Tetapi hal itu cenderung menyesatkan pelakunya bahkan kepada orang lain krn tanpa landasan ilmu.
    Yang tak berbuat kebajikan krn tidak tahu.Kelompok ini tentu saja telah menyia-nyiakan potensi yg telah dikaruniakan Allah kepadanya utk beramal di muka bumi ini dgn sebaik-baiknya.
    Yang tak berbuat kebajikan walaupun punya pengetahuan tentang kebajikan.Kelompok ini juga telah menyia-nyiakan ilmu pengetahuan dan potensi lain yg dikaruniakan Allah kepadanya. Meski demikian setidaknya mereka punya suatu keuntungan dgn iman yg ada pada mereka. Itu tetap lbh baik dari pada kekufuran dgn amal yg banyak. Namun hal ini tidak boleh menjadikan kita terpaku pada hal-hal yg demikian. Seorang muslim harus dinamis dan berkembang. Dari tidak tahu harus menjadi tahu dari tidak berbuat menjadi berbuat. Kemudian kita lirik kelompok kedua yaitu orang-orang kafir. Mereka pun terbagi empat yaitu
    Yang berbuat kebajikan dgn pengetahuan mereka tentang kebajikan.
    Yang berbuat dan menyangka bahwa itu adl kebajikan.
    Yang tidak berbuat kebajikan dan tidak tahu kebajikan
    Yang tidak berbuat kebajikan walaupun tahu kebajikan. Mereka semua dgn kekafirannya sebenarnya sudah termasuk orang yg merugi. Mereka telah menghapus amal mereka sendiri. Namun yg paling merugi tentunya adl mereka yg telah berbuat banyak dan menyangka bahwa ia telah berbuat sebaik mungkin. Ternyata begitu datang hari kiamat yg pada hari itu segala amalan akan dihisab ia mendapati segala amal yg diperbuatnya sia-sia dan terhapus. Betapa sangat meruginya orang yg demikian krn sudah keluar segala daya upaya baik tenaga pikiran harta waktu dan sebagainya selama di dunia tetapi semua itu sia-sia di akhirat kelak. Sehingga dgn tiadanya amalan mereka tidak perlu lagi ditimbang krn memang tidak ada yg akan ditimbang. Ini semua krn kekafiran mereka terhadap Allah ayat-ayat-Nya hari akhir yg merupakan hari perjumpaan dgn Allah dan segala amal perbuatanmakhlukdi beri ganjaran. Amal perbuatan mereka Allah perumpamakan dgn fatamorgana yg berada di padang pasir. Dari jauh disangka air begitu didekati ternyata tidak ada apa-apa. Sesungguhnya amal mereka telah diberikan di dunia sesuai dgn niat mereka. Bukankah mereka berbuat agar dikenang generasi-generasi berikutnya? Hal itu sudah mereka dapatkan. Bukankah mereka telah mendapatkan ketenaran yg mereka inginkan dari kebaikan mereka? Masih banyak lagi motivasi mereka yg tentu saja tidak satu pun krn Allah krn memang mereka tidak beriman kepada-Nya. Namun dunia tidak selalu memberikan yg memuaskan sehingga mereka semuanya tidak mendapatkan keinginan mereka. Ini adl sebuah fenomena yg dapat kita saksikan tiap saat pada kehidupan orang-orang kafir. Banyak di antara mereka yg menyumbang ribuan jutaan bahkan milyaran dolar utk kemanusiaan dan sebagainya. Banyak yg memperjuangkan kebajikan di mana-mana dgn segala atributnya. Padahal sesungguhnya mereka tertipu dgn semuanya itu. Mereka berbuat kebajikan sesama makhluk namun di saat bersamaan mereka kafir terhadap Pencipta mereka Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Mereka telah menjadikan ayat-ayat Allah dan para rasul-Nya sebagai bahan olok-olokan. Lihatlah bagaimana para kuffar itu menertawakan Islam ajarannya serta kaum muslimin. Ayat-ayat Allah mereka jadikan bahan ejekan dalam diskusi seminar tulisan dan berbagai macam cara lainnya. Ayat-ayat Allah terlalu nyata utk diingkari terlalu mulia utk dilecehkan dan terlalu banyak utk dibilang. Apa yg ada di semesta ini merupakan ayat-ayat Allah disamping yg Allah wahyukan dalam Alquran. Hari akhir sebagai hari pembalasan adl suatu yg pasti datang. Pada saat itu semua orang akan mendapatkan ganjaran dari segala yg diperbuatnya. Adalah suatu yg tak dapat diingkari bahwa tiap perbuatan mempunyai akibat dan konsekuensi sendiri-sendiri. Yang baik tentu saja berakibat baik begitu juga sebaliknya. Namun kenyataannya dalam kehidupan dunia ini banyak orang yg berbuat baik tetapi belum mendapatkan balasannya. Contoh orang beriman yg mati dalam menyelamatkan seseorang dari kebakaran. Karena luka bakar yg dideritanya misalnya. Tentunya ia belum mendapatkan balasan yg pantas. Pujian manusia terhadap keberaniannya tidaklah berarti apa-apa dibanding pengorbanannya. Toh pujian manusia adl sebuah fatamorgana juga. Apakah mungkin pengorbanannya sia-sia? Tidak sekali-kali tidak. Allah Maha Mengetahui dan Maha Adil lagi Maha Pengasih. Hanya Dia-lah yg akan membalas segala pengorbanan seorang hamba. Di lain pihak kita lihat banyak orang yg telah berbuat kezaliman di dunia ini mati sebelum mendapatkan ganjaran dari kezalimannya. Bahkan ia juga meninggalkan penderitaan dan kesengsaraan bagi orang banyak. Sementara semasa hidupnya ia enak-enak ongkang kaki di atas penderitaan orang lain. Percaya tak percaya Allah pasti akan membalasnya. Sesungguhnya tidak ada yg dapat menghindari dari Allah. Sesungguhnya siksaan Allah itu sangat pedih di luar kemampuan yg kita bayangkan. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Marilah berlindung kepada Allah dari kerugian di akhirat kelak. Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar