Selasa, 09 November 2010

Dahsyatnya Akhlak Mulia

“Jejak – jejak akhlakku akan tetap berada di tengah-tengah umatku hingga hari kiamat. Satu-satunya alasan bagi kemuliaan dan kebanggaan bagi setiap orang adalah akhlak mereka. Dalam pekerjaan mereka, perolehan, kebiasaan, keadaan mereka saat ini, keberhasilan sejati hanya dicapai melalui akhlak yang baik, terutama jika akhlak itu disempurnakan dengan keadilan.“ (Al Hadis Nabi SAW).

Al Rafi’i menuturkan “Seandainya aku diminta untuk merangkum filosofi seluruh ajaran Islam dalam dua kata, maka akan kukatakan “Keluruhan akhlak.“ Apa dasarnya? ”Rasul SAW bersabda “Aku diutus semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak “ (HR. Imam Malik). Lalu “Mengapa Nabi Muhammad SAW diutus? Allah SWT berfirman : “Kami tidak mengutusmu (wahai Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta“ (Al Anbiya 107). Muncul pertanyaan berikutnya, “Mana lebih penting antara salat, puasa, doa, zikir, haji dan seterusnya ? Dr. Amr Khad, Motivator Muslim kaliber Dunia menjawab, “Akhlak lebih penting. Sebab tujuan utama seluruh ibadah adalah membenahi akhlak. Kalau tidak, maka ibadah tersebut akan jadi semacam latihan olahraga saja.“ Misalnya Allah berfirman, “Dirikanlah salat. Sesungguhnya salat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.“ (Al-Ankabut 45). Jadi, yang salatnya tidak mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar, berarti salatnya itu hanya berupa gerakan olahraga.Ia mengerjakan salat, tetapi akhlaknya tidak membaik. Dalam hadis qudsi, Allah berfirman ”Aku hanya menerima salat dari orang yang dengannya ia tawadhu pada keagungan-Ku, tidak menyakiti makhluk-Ku, berhenti bermaksiat pada-Ku, melewati siangnya dengan zikir pada-Ku, serta mengasihi orang fakir, orang yang sedang berjuang di jalan-Ku, para janda, dan orang yang ditimpa musibah“ (HR.Al Zubaidi). Sehingga Imam Ja’far Al Shadiq, buyut Nabi Muhammad SAW berkata, “Tidak diterima salat seseorang yang tidak memiliki kepedulian terhadap orang yang lapar dan terlantar.“

Salah satu contoh .Allah SWT berfirman, “Haji adalah beberapa bulan yang telah diketahui. Siapa yang menetapkan niat dalam bulan itu untuk mengerjakan haji maka tidak boleh berbuat kotor, berbuat fasik dan berbantah-bantahan dalam masa haji”(Al Baqarah 197). Karena itu ibadah Haji akan sia-sia bila tidak disertai dengan akhlak yang baik. Contoh lain Allah SWT berfirman, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka yang dengan zakat tersebut engkau membersihkan dan menyucikan mereka“ (QS.At-Taubah 103). Tujuan zaakat antara lain adalah untuk menyucikan. Maknanya adalah mendidik dengan akhlak yang baik. Orang yang mengeluarkan zakat akan belajar mengasihi dan bermurah hati. Nabi SAW bersabda, “Jika kalian sedang berpuasa, jangan berbuat kotor dan membentak. Jika dimaki atau diajak berkelahi, katakan ‘Aku sedang puasa.‘ (HR. Muslim). Dikisahkan, satu waktu Nabi SAW berkunjung ke rumah salah seorang sahabatnya. Sebelum masuk, Nabi SAW mendengar si tuan rumah berkata keras dan kasar kepada pembantunya. Si tuan rumah menerangkan kepada Nabi SAW bahwa ia sedang berpuasa. Nabi menegaskan, agar ia berbuka saja sebab tidak ada gunanya dia berpuasa hari itu, lantaran telah memaki pembantunya. Nabi SAWmengingatkan “Bila kelembutan melekat pada sesuatu, pastilah ia akan menghiasinya. Apabila terlepas, ia juga akan memperburuknya “ (HR.Ahmad).

Nabi SAW bersabda, “Orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang dijauhi manusia karena takut pada kejahatannya“ (HR. Ahmad, Al Hakim). Diriwayatkan satu ketika beberapa orang menemui Rasulullah dan melapor “Wahai Rasulullah. Fulanah terkenal rajin mengerjakan salat, berpuasa dan berzakat. Hanya saja, ia sering menyakiti tetangganya.” Rasul menjawab, “Dia di neraka.“ Orang yang berakhlak buruk, digambarkan Nabi SAW sebagai orang yang bangkrut. Nabi SAW bersabda, “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?“ Mereka menjawab, “Orang yang bangkrut adalah yang tidak mempunyai uang dan harta.” Beliau lalu menjelaskan, “Orang yang bangkrut diantara umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala salat, puasa dan zakatnya. Namun ia pernah mencela orang, mencaci orang, memakan harta orang, memukul, dan menumpahkan darah orang. Maka, ia pun harus memberikan pahala amal baiknya kepada orang-orang itu.nJika amal baiknya sudah habis sebelum dibayar semua, diambillah dosa mereka untuk diberikan kepadanya.Maka ia pun dilemparkan ke neraka “ (HR.Muslim).

Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.“ Para sahabat bertanya, “Siapa yang Rasul?“ Beliau menjawab “Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari keburukannya “ (HR. Muslim dan Ahmad). “Misalnya seorang wanita menjemur cucian yang masih basah, lalu bekas airnya berjatuhan diatas cucian tetangga yang tinggal dibawahnya. Dengan begitu ia terkena hadis diatas,“ ujar Dr. Amr Khaled dalam bukunya Buku Pintar Akhlak. Atau seorang tetangga yang membunyikan tape dengan suara nyaring, sehingga mengganggu orang disebelah rumahnya yang sedang sakit atau istirahat, itupun termasuk dalam hadis tersebut.

Lalu disebutkan pula ada seorang wanita yang salat, puasa, dan zakatnya biasa-biasa saja, tetapi ia tidak menyakiti tetangganya. Maka Rasul menjawab, “Dia di surga “ ( HR.Ahmad ).Dalam hadis lain, Nabi mulia itu menegaskan “Tidak ada yang lebih berat dalam timbangan manusia di hari kiamat daripada akhlak yang baik “ (HR. Abu Daud dan Turmuzi).

Pada kesempatan lain, seorang lelaki bertanya “Ya Rasulullah, apakah agama itu?“ Beliau menjawab, “Akhlak yang baik.“ Kemudian ia mendatangi Nabi dari sebelah kanannya dan bertanya, “Ya Rasulullah, apakah agama itu?“ Nabi menjawab, “Akhlak yang baik. “ Kemudian ia menghampiri Nabi dari sebelah kiri “Apapakah agama itu?” Dia bersabda, “Akhlak yang baik.“ Berikutnya ia mendatang Nabi dari belakang dan bertanya lagi “Apakah agama itu?“ Rasulullah menoleh kepadanya dan bersabda, “Belum jugakah engkau mengerti? Agama itu akhlak yang baik. “

Satu hari Nabi bertanya kepada sejumlah sahabat, “Maukah kalian kuberitahu siapa yang paling kucintai.“ “Tentu ya Rasulullah! “jawab mereka. Nabi SAW menegaskan, “Orang yang paling aku cintai ialah orang yang paling baik akhlaknya “ (HR. Ahmad). Dikisahkan lagi, satu utusan datang kepada Nabi SAW. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Yang paling baik akhlaknya“ (HR.Ahmad dan Ibnu Majah ). Begitu utamanya akhlak yang baik, maka diantara doa yang sering diulangi Nabi ialah “Ya Allah, berikan aku petunjuk kepada akhlak yang paling baik. Tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepadanya kecuaali Engkau. “ Bayangkan, meskipun menjadi Rasul, beliau tetap berdoa seperti itu. Sungguh sebuah tekad yang kuat. Sungguh sebuah usaha untuk tetap menyandang akhlak yang baik. Dan dalam kaitan ini Rasulullah SAW pernah bersabda, “Dengan akhlak yang baik, seorang mukmin akan mencapai derajat orang yang berpuasa dan qiyamullail “ (HR. Abu Daud, Ahmad). Wallahualam. **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar