“ Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman,untuk tunduk hati mereka mengingat Allah… “ ( Al Hadid ( 57 ) : 176 ).
Ayat itulah yang didengar dalam mimpinya dan sekaligus menyadarkan Malik bin Dinaar dari dunia hitam yang digelutinya selama ini.Begitu terbangun Malik bin Dinaar mandi dan berwudhu untuk mengerjakan salat subuh,karena ingin bertaubat dan kembali ke jalan yang dibenarkan Allah. Dia masuk ke masjid untuk melaksanakan salat subuh berjmaah.Maha suci Allah.Ternyata sang imam membaca ayat yang sama dengan mimpi yang dialaminya tadi malam.Malik bin Dinaar bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benar taubat.Menurut riwayat, Malik bin Dinaar setelah bertaubat berdiri dipintu masjid setiap hari seraya berkata, “ Wahai hamba yang bermaksiat,kembalilah kepada Tuhanmu. Wahai hamba yang lupa, kembalilah untuk mengingat Tuhanmu.Wahai hamba yang jauh,mendekatlah kepada Tuhanmu “.Beruntunglah Malik bin Dinaar, sebab ketika ia menyadari bahwa dirinya berlumuran dosa, taubat menjadi solusi yang tepat.Allah Ta’ala berfirman “ Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya “ ( At-Tahrim (66) : 8.) Rasulullah SAW bersabda “ Setiap anak Adam ( manusia ) pasti sering berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang mau bertaubat “ ( HR.IbnuMajah ). Selain itu bukankah Allah SWT selalu memanggil hambanya siang malam dengan mengatakan “ Barang siapa yang mendekati-Ku satu hasta Aku akan mendekatinya satu depa. Barangsiapa yang mendatangi-Ku sambil berjalan, Aku akan mendatanginya dengan jalan tergesah-gesah “ ( HR.Bukhari ).
Islam tidak memandang manusia bagaikan malaikat tanpa kesalahan dan dosa sebagaimana Islam tidak membiarkan manusia berputus asa dari ampunan Allah, betapa pun dosa yang telah diperbuat manusia sebanyak pasir di gurun.Bahkan Nabi SAW telah membenarkan hal ini sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah di atas.Taubat dalam Islam tidak mengenal perantara.Bahkan, pintunya selalu terbuka luas tanpa menghalang dan batas. Allah selalu membentangkan tangan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. Seperti terungkap dalam hadis riwayat Muslim dari Abu Musa al-As’ari “ Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari sampai matahari terbit dari barat “.Imam At Tirmizi berpandangan bahwa taubat merupakan salah satu rahmat Allah melalui ibadah dan karunia kepada para hamba-Nya.Hal itu tersurat dalam komentarnya : “ Allah SWT. memandang sejumlah hamba dengan rahmat-Nya, lalu mengaruniakan mereka pintu taubat dan membukakan matahati mereka “.Imam At Tirmizi merujuk kepada firman Allah dalam suraah Al An’am ( 6 ) ayat 54., yaitu terhadap orang yang bertaubat Allah menjanjikan ampunan dan rahmat-Nya.Karena itu bertaubat menurut beliau, termasuk salah satu rahmat Allah.Contoh orang yang diberi nikmat taubat oleh Allah “ Berkat karunia-Nya, para ahli ibadah itu menyadari kemaksiatan yang menutupi matahati mereka. Berkat karunia-Nya pula,mereka menyadari sanksi yang bakal ditimpakan pada para pelaku maksiat.Setelah menyadari semua itu, mereka bun bertekad melepaskan diri dari jerat maksiat.Kesadaran seperti ini sebetulnya memang disokong pula oleh taufik-Nya.Bila mereka melepaskan diri dari jerat maksiat dengan bertaubat, mereka berarti telah memutihkan kembali hati mereka dari titik hitam kemaksiatan yang mengotorinya “.
Orang – orang yang bartaubat menurut Imam Turrmuzi, yaitu orang yang menyandang gelar “ Orang-orang yang bertaubat “, jika taubat mereka diterima. Taubat menurut Turmuzi ada tiga kreteria : Pertama, taubat yang diterima. Cirinya, pelakunya merasakan manisnya ketaatan kepada Allah dan mencicipi getirnya kemaksiatan kepada-Nya.Dalam hal ini tidak hanya sebatas anggota tubuh menjauhkan segala perbuatan dosa. Namun, menurut Tirmuzi, hati pelakunya juga harus benar-benar bersih dari belenggu dosa yang telah menyelimuti hatinya.Terkait ini Rasul SAW. pernah bersabda tentang kebajikan dan dosa “ Kebajikan itu sesuatu yang menenangkan hati, sedangkan dosa itu sesuatu yang berbekas di hati dan membuat pelakunya gelisah ““ Kedua, taubat yang ditangguhkan. Cirinya, pelakunya tidak merasakaan manisnya ketaatan kepada Allah, tetapi justru “ menderita “ ketika taat kepada-Nya.Contoh. Di zaman Bani Israil, ada seorang ahli ibadah yang telah berbuat maksiat. Namun tidak disebutkan jenisnya .Sebagai orang alim, ia sadar bahwa akibat perbuatannya itu pasti Allah akan memberikan sanksi kepadanya. Karena waktunya sudah berlangsung lama, ia merasa bulum juga diberikan sanksi ( teguran , peringatan ) oleh Allah, maka ia melaporkan masalah ini kepada Nabi Musa AS. Setelah Nabi Musa AS bermunajat kepada Allah, maka Allah mewahyukan kepada Nabi Musa,kurang lebih “ Wahai Musa, sampaikan kepada hamba-Ku itu, sudah sejak berapa lama ia tidak merasakan lezatnya beribadah kepada-Ku,lantaran maksiat yang dilakukannya itu “.Setelah disampaikaan jawaban Allah tersebut, maka si ‘Abid tadi langsung bertaubat sebanyak-banyaknya. .Ketiga, taubat yang ditolak.Pelakunya merasa bangga dan congkak, terhadap kemaksiatan kepada Allah.
“ Terlalu banyak dosa dan maksiat akan membuat hati kita tertutup debu, memupuskaan setiap doa yang dipanjatkan ke langit.Bahkan dosa yang terlampau banyak dapat menutup pintu rezeki. Jika pintu rezeki tetah tertutup, maka kita harus membukanya, dan tiada kunci yang dapat membukanya kecuali bertaubat. Jadi, jika kita merasa rezeki seret, cobalah berintrospeki “ Dosa apa saja yang telah kita perbuat selama ini” demikian antara lain, kilah Baba Rusyda Babel Haqq dalam bukunya “ Shalat Dhuha :.Rasulullah SAW. pernah memberi nasehat, “ Tiada sesuatu yang dapat menolak takdir keculi doa, dan tiada yang dapat menambah umur kecuali amal kebajikan.Sesungguhnya seseorang diharamkan rezeki baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya “ ( HR.Tirmizi dan Al Hakim ).Dalam hadis lain beliau juga bersabda “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkaan oleh perbuatan dosanya “ ( HR.Ahmad ).
Beberapa nash Al Quran dan hadis Nabi menyebutkan bahwa istighfar dan taubat termasuk sebab datangnya rezeki. Allah SWT. Berfirman “ Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’,sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai “ ( Nuh ( 7 ) : 10-12 ).
Umar bin Khattab juga berpegang pada esensi dan substansi ayat ini ketika ia diminta memohon hujan kepada Allah. Diriwayatkan suatu ketika Umar keluar untuk memohon hujan bersama orang banyak. Ia tidak lebih dari mengucapkan istighfar ,lalu pulang. Seseorang bertanya kepadanya “ Aku tak mendengaar Anda memohon hujan “. Maka Umar menjawab “ Aku memohon diturunkannya hujan dengan menengadah kelangit yang dengannya bakal turun air hujan “.Bahkan dengan tegas Rasulullah SAW.bersabda “ Barangsiapa memperbanyak istighfar ( mohon ampun kepada Allah ), niscaya Allah menjadikan setiap kesedihaannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitaannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki yang halal dari arah yang tiada disangka-saangka “ ( HR.Ahmad, Abu Daud, An Nasai, Ibnu Majah dan Al Hakim ).
Wallahulam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar